ShoutMix chat widget

Mau punya buku tamu seperti ini?
Klik di sini (Info Blog)

Sabtu, 19 Maret 2011

duka jepang

Posted by Diien's Zone :) On 03.22 No comments

Duka Jepang Duka Kita Semua PDF Cetak Email

Jepang memang pernah menjajah kita. Sekarang, Jepang adalah sahabat baik bukan hanya bagi kita, tetapi sangat banyak negara.
Dalam hubungan internasional, Jepang terlihat cukup memiliki komitmen dan tidak menunjukkan ancaman bagi negara lain secara militer.
Kekuatan ekonomi Jepang pun selalu bersifat produktif bagi negara-negara yang bermitra dengannya. Pendek kata, bagi Indonesia yang dulu punya sejarah kelam terhadap Jepang, Jepang telah lama berobah. Itulah sebabnya saya lebih percaya bahwa pada Perang Dunia II, bila ditinjau dari tujuan jangka panjang perang itu, Jepang tidak kalah.
Simpulan ini harus saya ambil ketika melihat realitas bahwa ia menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar ketiga dunia tanpa ada kecurigaan bahwa ia akan mendominasi secara lebih luas lagi seperti kecurigaan dunia pada perkembangan masif China. Tidak ada negara yang bisa dikatakan kalah dalam Perang Dunia II jika produknya mendominasi pasar setelah perang itu.
Kini, Jepang sedang sangat berduka. Gempa dan tsunami itu telah sangat memorakporandakannya. Sebagai negara dengan masalah alam yang sama dengan kita, Indonesia adalah salahsatu negara yang sangat bisa merasakan duka itu.
Nyawa, harta benda, bahkan masa depan sedang dalam ketidakpastian. Bantuan moril dan materil dari dunia internasional adalah obat yang sangat membantu Jepang saat ini. Semua tersentak ketika Jepang dilanda bencana sangat dahsyat ini. Mata dunia internasional yang selama ini tertuju pada krisis di dunia Arab, kini langsung melihat duka Jepang sebagai yang lebih perlu untuk mendapat perhatian.
Asia adalah kawasan yang sebenarnya paling merasakan dampak atas bencana yang melanda Jepang ini. Bagaimanapun, Jepang adalah bagian terdepan Asia di dunia internasional, yang berarti masalah sangat berat yang dialami Jepang saat ini adalah masalah Asia secara keseluruhan.
Sebagai salahsatu motor penggerak dengan kekuatan ekonomi nomor 3 dunia, dunia pun akan ikut terdampak atas bencana yang melanda negeri ini. Itu dari sisi ekonomi.
Dari sisi non ekonomi, seperti stabilitas misalnya, Jepang dengan kekuatan sebesar itu tidak dipandang sebagai momok bagi negara lain. Ia bisa mensejalankan kekuatan dengan wajah ramah pada hampir semua negara. Satu-satunya yang sering mengusik dunia dari Jepang hanyalah kunjungan pemimpinnya ke Kuil Yashukuni, sebuah kuil tempat dikuburnya para penjahat Perang Dunia II. Selebihnya, Jepang memiliki gaya hubungan yang berterima di dunia internasional.
Indonesia dan Jepang adalah dua negara yang kerap dilanda gempa dan tsunami. Perbedaannya adalah jumlah korban. Bencana tsunami di Jepang sangat besar, tetapi banyak pihak yang mayikini bahwa jumlah korbannya akan jauh lebih besar apabila itu terjadi di Indonesia.
Secara umum, orang Indonesia mengenal apa itu tsunami adalah sewaktu terjadi di Aceh. Setelah Aceh, ada tsunami juga di berbagai daerah, seperti di Pangandaran dan baru-baru ini di Mentawai. Jumlah korbannya sangat banyak salahsatunya karena kurangnya pengetahuan tentang tsunami itu.
Maka, setelah sebuah negara maju sekelas Jepang saja bisa begitu luluh lantak, akankah lagi kita ketinggalan pengetahuan dan antisipasi atas bencana ini ? Soalnya, banyak korban di Mentawai itu karena tidak tahu bahwa gempa bisa memicu tsunami. Malah, selama ini gempa dianggap berkah bagi mereka sebab setelah gempa terjadi biasanya banyak ikan yang bisa ditangkap.
Sewaktu terjadi di Pangandaran, pemerintah Jepang telah mengontak salahsatu kementerian kita dengan mengatakan gempa itu berpotensi tsunami. Nyatanya, sang menteri ragu-ragu. Selain itu, ada kabar bahwa banyak alat detektor tsunami yang tak berfungsi karena rusak atau dicuri. Astaga, ada-ada saja.
Semua ini menunjukkan bahwa kita jauh dari kategori siap dalam menghadapi bencana yang bolak-balik datang itu. Itulah sikap bangsa kita yang sering insidental, kebingungan dan waspada setengah mati ketika melihat atau terjadi, lalu lupa setelah ada penarik perhatian yang lainnya lagi.
Namun dengan adanya bencana di Jepang ini, sebaiknyalah kita sadar diri seberapa kuatkah ekonomi, teknologi, dan semua perangkat yang kita miliki jika dibanding Jepang itu. Kalau kita lihat gambar ketika tsunami melanda kota di Jepang itu, tak ada kepanikan orang seperti kepanikan kita ketika mendengar peringatan tsunami. Ini menunjukkan bahwa mereka tidak mau pasrah, dan sikap ini mereka lakukan dengan semestinya, yaitu latihan menghadapi bencana. Itulah pelajaran yang kita ambil dari sedikit rekaman datangnya tsunami di Jepang itu, bukan hanya sekedar seru-serunya saja.
Kini, tsunami telah menjadi bencana yang paling ditakuti, bahkan lebih menakutkan dibanding pemicunya sendiri, gempa. Bayangkan, dua bencana datang secara beriringan, digoyang lalu disiram air. Dua kali kehancurannya. Jadi sudahlah, Indonesia jangan terlalu disibukkan dengan urusan-urusan politik melulu seperti selama ini. Alam ini membutuhkan perhatian jauh lebih serius dibanding politik dan politik lagi. Caranya, berbuat baiklah pada negeri ini dengan menggunakan apapun sumber daya yang kita miliki.
Melalui duka Jepang ini, mengingat bahwa kita memiliki kondisi alam dan sosial yang relatif mirip dengan Jepang dan dunia Arab, masihkah kita lupa lagi bahwa apa yang terjadi di Jepang dan Arab saat ini sangat mungkin terjadi lagi pada kita ? Buktinya, berbagai manuver politik yang membingungkan dan terus-menerus menguras energi itu terus kita lakukan di tengah begitu banyak bencana-bencana yang berusaha menarik perhatian kita agar lebih memrioritaskan alam ini.

0 komentar:

Posting Komentar